Pada sekitar 2.000 tahun yang lampau, kaum Tsamud telah mendirikan sebuah kerajaan bersama bangsa Arab yang lain, yaitu Nabataeans atau Nabataea. Saat ini, di Lembah Rum atau Lembah Petra di Yordania, dapat dilihat berbagai contoh karya pahat batu yang terbaik dari kaum ini.
Sebagaimana disebutkan oleh Britannica Micropedia, di Arabia Kuno, suku atau sekelompok suku tampaknya telah memiliki keunggulan sejak sekitar abad 4 SM sampai pertengahan awal abad 7 M. Meskipun kaum Tsamud kemungkinan asal-usulnya dari Arabia selatan, sebuah kelompok besar rupanya pindah ke utara pada awal-awal tahun, secara tradisional berdiam di lereng Jabal Athlab. Penelitian arkeologi terakhir mengungkapkan, sejumlah besar batu bertulis dan gambar-gambar kaum Tsamud tidak hanya ada di Jabal Athlab, tetapi juga di seluruh Arabia tengah.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa bangsa Nabataea merupakan keturunan Arab yang menjadi kaya dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, khususnya antara Timur dan Romawi, Kerajaan Yunani dan Mesir. Suku ini termasuk suku yang dianggap misterius, meskipun sebagian besar ahli sejarah menyebutnya termasuk ke dalam golongan bangsa Arab.
Lembah Petra merupakan sebuah kota pusat perdagangan sekaligus ibu kota dari Kerajaan Nabataea. Mereka tinggal di wilayah Yordania, tetapi berpindah-pindah sampai membentuk kerajaan pada abad 312 SM. Lokasi Lembah Petra terletak di tengah-tengah ngarai di lokasi padang gurun yang lembab. Berbagai peninggalan yang spektakuler dari kaum ini bisa kita saksikan hingga saat ini.
Lembah Petra yang merupakan tempat tinggal sekaligus ibu kota Kerajaan Nabataea nnemang sangat spektakuler. Di lembah ini, terdapat banyak sekali bangunan religius, semacam kuil, biara, makam, atau tempat pengorbanan. Semua bangunan tersebut tersusun dari batu pasir nan kokoh, dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Arab. Keindahannya luar biasa.
Suku Nabataea memang hebat dalam hal arsitektur tata kota. Kemampuan mereka juga menghasilkan inovasi-inovasi dalam sistem irigasi, transportasi, dan penyimpanan. Gambar tersebut membuktikan bahwa peradaban mereka memang sangat maju.
Mengenai keterkaitan antara kaum Tsamud dan Nabataea, Brian Doe, seorang peneliti arkeologi tentang keberadaan kaum Nabi Hud dan kaum Tsamud di Arabia selatan mengatakan bahwa kaum Tsamud ini dikenali melalui tulisan dan pahatan-pahatan yang mereka buat di dinding-dinding batu. Tulisan yang secara grafis itu sangat mirip dengan huruf-huruf Smaitic (yang disebut Thamudic) dan banyak ditemukan di Arabia selatan sampai ke Hijaz.
Selain itu, para arkeolog juga menemukan batu bata rumah warga yang dianggap sebagai sisa peninggalan umat Nabi Saleh di Nabataea yang terpelihara dengan baik setelah Petra, dan berlokasi sekitar 440 km arah utara Madinah yang berbatasan dengan Yordania.